
Yusuf Mansur, Keajaiban Sholat Dhuha, Yusuf Mansyur (lahir di Jakarta, 19 Desember 1976; umur 37 tahun) Manfaat Sholat Dhuha adalah seorang tokoh pendakwah, penulis buku dan pengusaha dari Betawi, sekaligus pimpinan dari pondok pesantren Daarul Quran Bulak santri, Cipondoh, Tangerang dan pengajian Wisata Hati. Ia lahir dari keluarga Betawi berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah dan sangat dimanja orang tuanya. Sejak kecil, ia anak yang cerdas, sehingga nampak kecerdasannya itu dari cara menangkap pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah Jembatan Lima, Tambora Jakarta Barat. (Didirikan oleh Uyutnya, KH. Muhammad Mansur yang dikenal dengan panggilan, Guru Mansur, yang belakangan dikelola oleh Uwanya, KH. Ahmadi Muhammad. Yusuf Mansur memanggilnya, Ayah Mamat). Sejak usia 9 tahun, kelas 4 MI, ia sering tampil di atas mimbar untuk berpidato pada acara Ihtifal Madrasah yang diselenggarakan setiap tahun menjelang Ramadhan. Tamat MI, kemudian melanjutkan ke MTs. Chairiyah Mansuriyah, yaitu lembaga pendidikan yang dikelola oleh keluarganya; KH. Achmadi Muhammad. Dan Yusuf Mansur, adalah siswa paling muda usianya dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Karena di Usia, 14 tahun, ia lulus dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, pada tahun 1988/1989, sebagai siswa terbaik. Dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, kemudian ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol sebagai lulusan terbaik. Lulusan Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di Fakultas Hukum, Jurusan Syari'ah di IAIN Ciputat Jakarta. Hal ini tertuang dalam pengantar bukunya "Lukmanul Hakim Mencari Tuhan yang Hilang" yang diungkap oleh Prof. Dr. H. Amin Suma, MA., MH. Namun, berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor. Ketawadhuan Yusuf Mansur Kendati sudah menjadi tokoh Nasional yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia, Yusuf Mansur tetap tawadhu dan ta'zhim terhadap guru-gurunya. Baik guru-guru Ibtidaiyah maupun guru-guru Tsanawiyah. Hal ini nampak terlihat dari caranya yang selalu mencium tangan mereka, saat bertemu. Dan acapkali ia menyempatkan diri untuk mampir di Madrasah tempat ia dibesarkan oleh guru-gurunya. Di antara guru-gurunya yang masih mengajar sampai saat ini antara lain ; Hasan Luthfy Attamimy, M.A., (sekarang Kepala MTs. Chairiyah Mansuriyah), HM. Naksabandi, S.Ag., Drs. Pramonohadi, Subagyo, S.Pd., Drs. H.M. Basuni, Abdun Najih, S.Pd., Halimatus Sa'diah, S,Pd., Drs. Syamsudin, M.Pd., dan sebagiannya sudah wafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar